Perilaku pelajar saat ini semakin tidak karuan, banyak yang suka tawuran, melihat video porno, bahkan melakukan perbuatan mesum. Sepertinya perilaku ini sudah menjadi perilaku yang sudah biasa untuk dilakukan, padahal seharusnya hal seperti ini tidak boleh terjadi. Apakah ada yang salah dengan pendidikan negeri ini?
Kemudian muncullah sebuah gagasan untuk memberikan sebuah mata pelajaran yang berisi pendidikan karakter untuk meminimalisir kegiatan yang tidak wajar itu. Apakah perlu didakan sebuah mata pelajaran tersendiri terkait pendidkan karakter ini?
Sebeanrnya sudah sejak tahun 2011 lalu dilakukan pembinaan karakter dan juga moral yang harus ada di dalam setiap mata pelajaran yang diterima setiap siswa di sekolah.
“Sudah disisipkan pendidikan yang membentuk pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang baik dalam setiap mata pelajaran yang ada baik di dalam pelajaran matematika, IPA, maupun mata pelajaran lainnya. Sudah disisipkan pembangunan karakter saja masih ada siswa yang nakal, apalagi kalau tidak ada,” kata Muhammad Nuh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, di Jakarta, Selasa, (17/12).
Walaupun begitu, Nuh menambahkan bahwa pendidkan karakter tidak urgent untuk dijadikan sebagai mata pelajaran tersendiri. Karena pendidikan karakter terkait sikap dan juga keterampilan sudah ada di dalam setiap mata pelajaran yang ada di sekolah. Apalagi dengan pemberlakuan kurikulum 2013 ini, setiap mata pelajaran sudah ditanamkan nilai-nilai pendidikan karakter.
Ia menambahkan lagi bahwa ketika zaman dulu, pendidikan karakter itu hanya ada di dlaam mata pelajaran agama dan budi pekerti saja, namun sekarang ini tidak, semua mata pelajaran yang diajarkan harus disisipkan nilai pendidikan karakter.
Pendidkan karakter yang disipkan di dalam mata pelajaran matematika misalnya. Untuk mendapatkan jawaban, harus ada urut-urutannya, tidak langsung menuju hasil. Ini untuk mengajarkan bahwa setiap orang haruslah taat dengan urutan atau aturan yang ada, jangan sampai melompat-lompat dengan melanggar aturan yang ada. Inilah salah satu cara mengajarkan pendidikan karakter yang harus dijelaskan oleh masing-masing guru kepada para siswanya ketika sedang mengajar. Bukan hanya sekedar mengisi materi saja.
Selain itu, ia menambahkan bahwa pendidkan karakter tidak perlu manjadi mata pelajaran sendiri karena mata pelajarn agama sudah diajarkan dari SD sampai perguruan tinggi, dan itu rasanya sudah cukup untuk menjadi bekal.
Bagaimana menurut anda?